Label

Jumat, 30 November 2012

tauhid

Macam –Macam Tauhid
1.    Tauhid rububiyyah
Tauhid rububiyah adalah berasal dari salah satu nama Allah Ar-Rabb, yang memiliki beberapa makna pemeliharaan, pengasuh, penolong, penguasa, pendamai dan pelindung. Sedangkan secara syar’i tauhid rububiyah yaitu keyakinan yang pasti bahwa Allah swt adalah Tuhan segalah sesuatu, penguasanya, pencipta segala sesuatu, hanya dia pengatur alam semesta dan tidak ada sekutu baginya. Hanya Dia-lah satu-satunya yang maha suci, yang menciptakan, mengatur dan mengendalikan perkara bagi seluruh makhluk.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata bahwa tauhid rububiyah adalah tidak ada pencipta kecuali Allah swt, maka tidak ada sesuatu apapun selain-Nya yang mampu menciptakan segala perkara. Bahkan segala apa yang dikehendaki-Nya terjadi, dan segala yang tidak dikehendaki-Nya tidak terjadi.Allah berfirman dalam surat Al-An’am:102
Artinya: yang memiliki sifat-sifat yang demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu.(al-an’aam: 102)
Tauhid semacam ini adalah dasar bagi macam-macam tauhid lainnya, karena hanya yang maha menciptakan, yang maha menguasai dan maha memberi, satu-satunya yang layak untuk disifati dengan sifat-sifat keagungan dan kesempurnaan, serta dibersihkan dari segala aib dan kekurangan.
2.    Tauhid uluhiyah
Uluhiyah berasal dari kata al-ilah yang artinya sesuatu yan disembah dan sesuatu yang ditaati secara mutlak. Tauhid uluhiyah adalah tauhid ibadah atau tauhid tujuan dan permintaan. Yaitu hanya mengkhususkan ibadah hanya kepada Allah swt dengan berbagai macam ibadah seperti: shalat, zakat, puasa , haji, berkurban, bernazar, takut, harapan, tawakal, kecintaan, keseganan, do’a dan ibadah –ibadah lainnya yang harus ditunjukan  hanya kepada Allah swt semata. Barang siapa yang menunjukan ibadanya kepada selain Allah swt maka dia telah musyrik. Firman Allah dalam Al-qur’an :
Artinya:  Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (al-baqarah: 163).
3.    Tauhid Mulkiyah
Secara bahasa kata mulkiyah berasal dari akar kata mulk, yang dengannya terbentuk pula kata malik. Tauhid mulkiyah berarti sebuah pandangan yang menyakini bahwa Allah sebagai satu-satunya dzat yang nenguasai alam semesta ini, dengan hak penuh penetapan peraturan atas kehidupan. Melalui sifat mulkiyahnya, maka Allah berhak menentukan apa saja untuk mahluknya. Sebagai pemilik segala yang ada, maka Allah adalah raja atau penguasa. Allah berfirman sebagai berikut :
Artinya : Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (Al-baqarah: 257).
Allah mengambarkan dirinya sebagai wali yaitu sebagai pemimpin, pelindung, dan penolong orang-orang beriman. Hanya orang-orang yang berhak atas kekuasaan Allah saja semestinya memegang kendali kepemimpinan atas dunia ini. Karena itu hak penetapan hukum, peraturan hidup, ketetapan adalah ditangan sang pencipta alam. Keberadaan kenyakinan mulkiyatullah ini membedakan antara pribadi muslim dan non muslim. Orang-orang kafir menolak kepemimpinan Allah, menolak hukum Allah dan kehidupan mereka hanyalah berorientasi kehidupan dunia belaka, pemimipin mereka adalah thaghut.
Dangan demikian tauhid mulkiyah menegaskan loyalitas, kerelaan, pembelaan, dukungan, dan pengorbana, tidak bolehdiberikan kecuali pemimpin atau undang-undang yang bersumberkan dari syari’at Allah. Karena dengan menegakkan syari’at Allah dimuka bumi, maka akan mejamin kemaslahatan dan kemakmuran dimuka bumi.
4.    Tauhid Rahmaniah
Secara bahasa rahmania berasal dari kata rahmat yang memiliki arti kasih sayang, yaitu suatu nilai yang mendasar sekaligus merupakan kebutuhan yang paling asasi bagi manusia dalam kehidupannya. Rahmad dalam perwujudannya yang lebih suci dan lebih tinggi adalah suatu sifat yang ditojolkan oleh Allah SWT. Dalam menperkenalkan dirinya sebagaimana kita menemukannya pada awal setiap surat yang kita baca dalam Al-Qur’an, yang intinya bahwa kasih sayang Allah sangtlah luas dan meliputi alam semesta.
Pada prinsipnya tauhid rahmaniyah merupakan perwujudan dari setiap sikap muslim yang memiliki tuntutan untuk memberikan dan menebarkan kasih sayang pada seluruh alam semesta. Sikap ini selaras dengan misi rahmatan lilalamiin yang diemban rasulullah yaitu untuk memberikan kasih sayang pada seluruh makhluk yang ada di alam semesta. Pada hakekatnya segala sesuatu yang ada dialam semesta ini merupakan manifestasi dari rahmat Allah. Namun yang ditampilkan sendiri dari predikat Ar-rahman secara langsung Al-Qur’an sendiri dan surga diakhirat.
Tauhid Rahmaniyah menghendaki supaya nilai dasar kasih sayang dikembangkan dalam tata hubungan dan pergaulan dalam kehidupan kita selaku penghayatan dari iman itu sendiri. Dalam rangka pembinaan dan pengembangan nilai kasih sayang yang sangat dibutuhkan dalam menopang kehidupan.  Tauhid rahmaniyah harus dibuktikan dengan memberikan kasih sayang secara tulus kepada sesama makhluk. Pengembangan nilai kasih sayang dalam ajaran islam tidak hanya mencakup sesama manusia saja, tetapi mencakup perlakuan terhadap binatang dan hewan.
5.    Tauhid Asma Wa’al Sifat
Pengertian tauhid asma wa’al sifat adalah penetapan dan pengakuan yang kokoh atas nama-nama dan sifat-sifat Allah Swt yang luhur berdasarkan petunjuk Allah Swt dalam Al-Qur’an dan petunjuk Rasulullah dalam sunnahnya. Para ulama salaf yakni ulama yang kokoh dalam mengikuti sunnah Rasulullah, pandangan para sahabat dan tabiin yang shalih, menetapkan segala nama dan sifat yang ditetapkan oleh Allah Swt untuk dirinya, dan apa-apa yang ditetapkan oleh Rasulullah untuk dirinya. Tanpa melakukan ta’thil (penolakan), tahrif (perubahan dan penyimpangan lafadz dan makna), tamtsil(penyerupaan) dan tasyif (menanya jauh tentang sifat Allah SWT). Firman Allah dalam s.As-Syura: 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar