Macam –Macam Tauhid
1. Tauhid rububiyyah
Tauhid rububiyah adalah berasal dari salah satu nama
Allah Ar-Rabb, yang memiliki beberapa makna pemeliharaan, pengasuh, penolong,
penguasa, pendamai dan pelindung. Sedangkan secara syar’i tauhid rububiyah
yaitu keyakinan yang pasti bahwa Allah swt adalah Tuhan segalah sesuatu,
penguasanya, pencipta segala sesuatu, hanya dia pengatur alam semesta dan tidak
ada sekutu baginya. Hanya Dia-lah satu-satunya yang maha suci, yang
menciptakan, mengatur dan mengendalikan perkara bagi seluruh makhluk.Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah berkata bahwa tauhid rububiyah adalah tidak ada pencipta
kecuali Allah swt, maka tidak ada sesuatu apapun selain-Nya yang mampu
menciptakan segala perkara. Bahkan segala apa yang dikehendaki-Nya terjadi, dan
segala yang tidak dikehendaki-Nya tidak terjadi.Allah berfirman dalam surat
Al-An’am:102
Artinya: yang memiliki sifat-sifat yang demikian itu
ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu,
Maka sembahlah dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu.(al-an’aam: 102)
Tauhid semacam ini adalah dasar bagi macam-macam tauhid
lainnya, karena hanya yang maha menciptakan, yang maha menguasai dan maha
memberi, satu-satunya yang layak untuk disifati dengan sifat-sifat keagungan
dan kesempurnaan, serta dibersihkan dari segala aib dan kekurangan.
2.
Tauhid uluhiyah
Uluhiyah berasal dari kata al-ilah yang artinya sesuatu
yan disembah dan sesuatu yang ditaati secara mutlak. Tauhid uluhiyah adalah
tauhid ibadah atau tauhid tujuan dan permintaan. Yaitu hanya mengkhususkan
ibadah hanya kepada Allah swt dengan berbagai macam ibadah seperti: shalat,
zakat, puasa , haji, berkurban, bernazar, takut, harapan, tawakal, kecintaan,
keseganan, do’a dan ibadah –ibadah lainnya yang harus ditunjukan hanya
kepada Allah swt semata. Barang siapa yang menunjukan ibadanya kepada selain Allah
swt maka dia telah musyrik. Firman Allah dalam Al-qur’an :
Artinya: Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa,
tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
(al-baqarah: 163).
3.
Tauhid Mulkiyah
Secara bahasa kata mulkiyah berasal dari akar kata mulk,
yang dengannya terbentuk pula kata malik. Tauhid mulkiyah berarti sebuah
pandangan yang menyakini bahwa Allah sebagai satu-satunya dzat yang nenguasai
alam semesta ini, dengan hak penuh penetapan peraturan atas kehidupan. Melalui
sifat mulkiyahnya, maka Allah berhak menentukan apa saja untuk mahluknya.
Sebagai pemilik segala yang ada, maka Allah adalah raja atau penguasa. Allah
berfirman sebagai berikut :
Artinya : Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia
mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan
orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan
mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya (Al-baqarah: 257).
Allah mengambarkan dirinya sebagai wali yaitu sebagai
pemimpin, pelindung, dan penolong orang-orang beriman. Hanya orang-orang yang
berhak atas kekuasaan Allah saja semestinya memegang kendali kepemimpinan atas
dunia ini. Karena itu hak penetapan hukum, peraturan hidup, ketetapan adalah
ditangan sang pencipta alam. Keberadaan kenyakinan mulkiyatullah ini membedakan
antara pribadi muslim dan non muslim. Orang-orang kafir menolak kepemimpinan
Allah, menolak hukum Allah dan kehidupan mereka hanyalah berorientasi kehidupan
dunia belaka, pemimipin mereka adalah thaghut.
Dangan demikian tauhid mulkiyah menegaskan loyalitas,
kerelaan, pembelaan, dukungan, dan pengorbana, tidak bolehdiberikan kecuali
pemimpin atau undang-undang yang bersumberkan dari syari’at Allah. Karena
dengan menegakkan syari’at Allah dimuka bumi, maka akan mejamin kemaslahatan
dan kemakmuran dimuka bumi.
4.
Tauhid Rahmaniah
Secara
bahasa rahmania berasal dari kata rahmat yang memiliki arti kasih sayang, yaitu
suatu nilai yang mendasar sekaligus merupakan kebutuhan yang paling asasi bagi
manusia dalam kehidupannya. Rahmad dalam perwujudannya yang lebih suci dan
lebih tinggi adalah suatu sifat yang ditojolkan oleh Allah SWT. Dalam
menperkenalkan dirinya sebagaimana kita menemukannya pada awal setiap surat yang kita baca
dalam Al-Qur’an, yang intinya bahwa kasih sayang Allah sangtlah luas dan
meliputi alam semesta.
Pada prinsipnya tauhid rahmaniyah merupakan perwujudan
dari setiap sikap muslim yang memiliki tuntutan untuk memberikan dan menebarkan
kasih sayang pada seluruh alam semesta. Sikap ini selaras dengan misi rahmatan
lilalamiin yang diemban rasulullah yaitu untuk memberikan kasih sayang pada
seluruh makhluk yang ada di alam semesta. Pada hakekatnya segala sesuatu yang
ada dialam semesta ini merupakan manifestasi dari rahmat Allah. Namun yang
ditampilkan sendiri dari predikat Ar-rahman secara langsung Al-Qur’an sendiri
dan surga diakhirat.
Tauhid Rahmaniyah menghendaki supaya nilai dasar kasih
sayang dikembangkan dalam tata hubungan dan pergaulan dalam kehidupan kita
selaku penghayatan dari iman itu sendiri. Dalam rangka pembinaan dan
pengembangan nilai kasih sayang yang sangat dibutuhkan dalam menopang
kehidupan. Tauhid rahmaniyah harus dibuktikan dengan memberikan kasih sayang
secara tulus kepada sesama makhluk. Pengembangan nilai kasih sayang dalam
ajaran islam tidak hanya mencakup sesama manusia saja, tetapi mencakup
perlakuan terhadap binatang dan hewan.
5. Tauhid Asma Wa’al Sifat
Pengertian tauhid asma wa’al sifat adalah penetapan dan
pengakuan yang kokoh atas nama-nama dan sifat-sifat Allah Swt yang luhur
berdasarkan petunjuk Allah Swt dalam Al-Qur’an dan petunjuk Rasulullah dalam
sunnahnya. Para ulama salaf yakni ulama yang kokoh dalam mengikuti sunnah
Rasulullah, pandangan para sahabat dan tabiin yang shalih, menetapkan segala
nama dan sifat yang ditetapkan oleh Allah Swt untuk dirinya, dan apa-apa yang
ditetapkan oleh Rasulullah untuk dirinya. Tanpa melakukan ta’thil (penolakan),
tahrif (perubahan dan penyimpangan lafadz dan makna), tamtsil(penyerupaan) dan
tasyif (menanya jauh tentang sifat Allah SWT). Firman Allah dalam s.As-Syura:
11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar